"Siap" dan "Selesai"
Dimuat dalam harian Pikiran Rakyat, 29 Juli 2020
“Siap” dan “Selesai”
oleh Mario Excel Elfando
Bahasa Indonesia tumbuh di negara yang multikultural. Kendati
bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu, ketika bahasa ini digunakan kadang
kala terjadi kesalahpahaman antarpenutur dari dua daerah yang berbeda. Hal ini
terjadi karena suatu kata bahasa Indonesia yang digunakan di satu daerah dapat
memiliki makna atau konteks penggunaan yang berbeda dengan di daerah lain.
Akun Twitter @mhuseinali dalam kicauannya pada tanggal 27 Maret
2020 mengatakan, “Orang Sumatera kalau ngomong ‘siap’ itu konteksnya sudah
selesai. Already done. Orang Jawa kalau ngomong ‘siap’ itu konteksnya
sudah prepare baru mau diselesaikan. Be ready.” Kicauan ini
diamini oleh banyak orang dan di-retweet oleh lebih dari 15 ribu orang.
Banyak orang membalas kicauan itu dengan cerita tentang kesalahpahaman yang
mereka alami. Misalnya, kalimat Saya sudah siap mengerjakan ujian
dipahami oleh orang Sumatra dengan makna ‘saya sudah selesai mengerjakan ujian’.
Sementara itu, kalimat ini dipahami oleh orang Pulau Jawa dengan makna ‘saya
sudah bersedia untuk mengerjakan ujian’. Contoh lainnya adalah kalimat Tugasku
sudah siap yang dimaknai oleh orang Sumatra ‘tugasku sudah selesai’, tetapi
tidak dapat dipahami oleh orang Pulau Jawa.
Pada dasarnya, tidak ada yang lebih salah ataupun lebih benar.
Bahasa Indonesia memiliki banyak ragam dan dialek. Setiap daerah di Indonesia
dapat mempunyai rasa bahasa yang berbeda. Setiap orang menggunakan suatu kata berdasarkan
pengalamannya. Tentu kita tidak dapat memaksa semua orang menggunakan bahasa
Indonesia dengan ragam yang sama.
Hanya saja, tentu kita menghindari kesalahpahaman yang demikian itu
terjadi dalam komunikasi resmi. Apa yang bisa mempersatukan keberagaman dialek
ini adalah bahasa baku. Pertanyaannya, apakah dalam bahasa baku kedua makna ini
diterima?
Jika kita merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, dapat kita
temukan bahwa kata siap mempunyai lima makna atau polisem. Namun, ada
dua makna yang saya soroti di sini: (1) ‘sudah selesai (dibuat atau dikerjakan)’, misalnya dalam kalimat akhir bulan ini gedung itu siap semuanya; rumah makan buat pekerja sudah hampir siap;
(2) ‘sudah bersedia (untuk)’, misalnya dalam kalimat anak-anak
kita sudah siap untuk menempuh ujian; Tentara Nasional Indonesia siap
sedia menghadapi segala kemungkinan.
Dari makna yang direkam oleh
kamus tersebut, dapat dipahami bahwa kata siap memang mengandung makna
‘selesai’ ataupun ‘bersedia’. Kedua makna itu diterima dalam bahasa baku.
Namun, perlu diperhatikan bahwa ‘selesai’ yang dimaksud adalah ‘selesai
dikerjakan’, bukan ‘selesai mengerjakan’. Subjek dari kata ini adalah sasaran
perbuatan dan biasanya bersifat noninsani. Dengan demikian, kalimat Tugas saya
sudah siap dapat diterima dalam bahasa baku, tetapi kalimat Saya sudah siap
mengerjakan ujian (dengan maksud ‘selesai’) sebaiknya dihindari dan diganti
dengan Saya sudah selesai mengerjakan ujian.
Penulis adalah mahasiswa FIB
UI
Comments
Post a Comment