Deret dan Gugus Konsonan yang Belum Tercantum dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia



Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga halaman 78--79 mencatat 58 deret konsonan. Kemudian, di dalam TBBBI Edisi Keempat halaman 79--81 tercatat sebanyak 71 deret konsonan bahasa Indonesia. Namun, masih ada beberapa deret konsonan yang belum tercantum di dalam TBBBI. Beberapa yang saya temukan adalah sebagai berikut.


/bf/    subversi

/bj/    abjad

/bl/    hablur, oblong

/br/    abrasi, ubrak-abrik

/df/    adverbia, advokat

/dh/    adhesif, Iduladha

/dj/    adjektiva, adjudikasi

/dm/    padma, administrasi

/dr/    adrenalin, sadran, padri

/ds/    adsorpsi, qudsi

/dy/    madya

/ft/    difteri, mufti

/fd/    afdal

/fl/    haflah, afluks, gaflah

/gf/    istigfar, astagfirullah

/gl/    iglo, aglet, aglutinatif

/gr/    agraria

/hm/    rahmat

/hs/    ihsan, muhsin            bedakan dengan         /hʃ/    dahsyat

/hy/    kahyangan

/jw/    tajwid

/jm/    ijmak, ijmal

/jt/    ijtihad, ijtimak

/xb/    akhbar, ikhbar

/xt/    takhta, ikhtiar

/xs/    takhsis, rukhsah

/xl/    makhluk, ikhlas, akhlak

/xr/    makhraj, ukhrawi

/xw/    ikhwan

/kj/    takjub, mukjizat

/lg/    alga, bilga, amalgam

/lh/    ilham, alhasil, alhamdulillah

/lw/    alwah, halwa, salwa

/md/    hamdalah

/mf/    simfoni, amfibi, nimfa, emfatis

/mn/    himne, omnibus, omnivora

/ms/    amsal, imsak

/my/    tamyiz, umyung

/nf/    infak, anfal

/nh/    inheren, inhibitor

/nk/    hunkue, inkarnasi

/nr/    genre, konro

/ŋl/    anglo, bunglon

/ŋp/    angpau

/ŋr/    kongres, kongruen

/ŋt/    pungtuasi, tingtur

/nz/    tanzih, tanzil, inzar

/rf/    harfiah, kurva

/rp/    harpa, korpus, terpal

/rʃ/    mursyid

/rw/    arwah, arwana

/ry/    arya, karya

/rz/    arzak, barzakh, barzanji

/sd/    masdar

/sf/    fosfor                        bedakan dengan            /fs/    tafsir

/sk/    laskar, niskala, uskup

/sn/    musnah, bisnis, husnuzan

/sr/    asri, hasrat, kisruh

/sw/    aswasada, uswah, taswir, kiswah

/ʃb/    tasybih

/ʃg/    masygul

/ʃh/    masyhur, masyhadat

/ʃr/    musyrik, masyrik

/ʃt/    isytiak, Musytari

/ʃw/    rasywah

/tm/    atma, atmosfer

/tr/    mitra, citra, matras

/tl/    atlas, atlet, mutlak

/tw/    fatwa, satwa

/ty/    satyawacana

/zh/    mazhab

/zl/    uzlah

/zm/    azmat


Selain itu, terdapat pula lima gugus konsonan yang belum tercantum dalam TBBBI, yaitu sebagai berikut.

/by/   gambyong, ombyokan

/jl/    jlegur, anjlok

/jr/    jrambah, jreng

/kn/   knalpot, knop

/nr/    nrima

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Imbuhan peN-, pe-, dan per- Disertai Soal

Image
A. Afiks peN-, dan pe- Afiks peN- (disebut juga afiks peng-) dan pe- memiliki perbedaan. Penunjuk dibentuk dari peN- + tunjuk sedangkan petunjuk dibentuk dari pe- + tunjuk. Afiks peN- dan afiks pe- berfungsi membentuk kata benda atau nomina. Alomorf afiks peN- : 1. peN- berbentuk peng- jika bertemu kata berfonem awal vokal dan konsonan /g/, /h/, /k/, /kh/ dan /q/. Contoh: peN- + acara → pengacara 2. peN- berbentuk pem- jika bertemu kata berfonem awal /b/, /p/, /f/, dan /v/. Contoh: peN- + beri → pemberi 3. peN- berbentuk pen- jika bertemu kata berfonem awal /d/, /t/, /c/, /j/, dan /sy/. Contoh: peN- + dapat → pendapat 4. peN- berbentuk peny- jika bertemu kata berfonem awal /s/. Contoh: peN- + segar → penyegar 5. peN- berbentuk penge- jika bertemu kata bersuku satu. Contoh: peN- + bom → pengebom 6. peN- berbentuk pe- jika bertemu kata berfonem awal /l/, /r/, /y/, /w/, /n/, /m/, /ng/, dan /ny/. Contoh: peN- + warna → pewarna 7. Untuk kata lihat dan rajin, peN- seharusnya tid
Read more

Alomorf Imbuhan meN- (Disertai Kasus Bahasa dan Soal)

Afiks meN- (disebut juga me- atau meng- ) berfungsi sebagai pembentuk kata kerja. Alomorf Imbuhan meN- 1. Bentuk meN- berubah menjadi meng- apabila bertemu kata berfonem awal /a, i, u, e, o/ dan konsonan /g/, /h/, /k/, /kh/, dan /q/. Fonem /k/ luluh. Contoh: meN- + erti → mengerti 2. Bentuk meN- berubah menjadi mem- apabila bertemu kata berfonem awal /b/, /p/, /f/, dan /v/. Fonem /p/ luluh. Contoh: meN- + bagi → membagi 3. Bentuk meN- berubah menjadi men- apabila bertemu kata berfonem awal /d/, /t/, /c/, /j/, dan /sy/. Fonem /t/ luluh. Contoh: meN- + duga → menduga 4. Bentuk meN- berubah menjadi meny- apabila bertemu kata berfonem awal /s/. Contoh: meN- + serah → menyerah 5. Bentuk meN- berubah menjadi me- apabila bertemu kata berfonem awal /l/, /r/, /y/, /w/, /ng/, /m/, /n/, dan /ny/. Contoh: meN- + nyanyi → menyanyi 6. Bentuk meN- berubah menjadi menge- apabila bertemu kata bersuku satu. Contoh: meN- + lap → mengelap Ingat! Huruf-huruf yang luluh adalah KPST. Tid
Read more

Layung dan Lembayung

Image
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar frasa lembayung senja dalam puisi? Mungkin Anda membayangkan langit senja yang berwarna merah bercampur jingga. Namun, tahukah Anda makna awal kata lembayung ? Kata lembayung sebenarnya adalah nama tumbuhan gendola atau yang memiliki nama Latin Basella rubra . Tumbuhan ini memiliki batang berwarna ungu kemerah-merahan. Dengan demikian, tepatkah jika lembayung diartikan ‘warna merah bercampur jingga’? Kata lembayung seharusnya digunakan untuk menggambarkan warna violet yang muncul pada waktu senja, sesuai dengan warna batang tumbuhan gendola, bukan warna jingga. Pada awalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Edisi Ketiga memaknai lembayung sebagai ‘merah jingga’, tetapi kemudian KBBI Edisi Keempat merevisi makna tersebut. Dalam KBBI Edisi Keempat, kata lembayung bermakna ‘warna merah bercampur ungu’ atau yang kita kenal dengan warna violet. Sebagai informasi tambahan, dalam bahasa Melayu Malaysia terdapat istilah sinar ultral
Read more