Kalang Kabut
Dimuat dalam harian Pikiran Rakyat, 21 Agustus 2021
Kalang Kabut
Mario Excel Elfando
Kalang kabut. Kita sering
mendengar dan mengucapkannya. Namun, kita boleh jadi bertanya-tanya, dari
manakah asal kata tersebut? KBBI meletakkan frasa ini sebagai lema pokok
dan mendefiniskannya ‘bingung tidak keruan’. Tidak satu pun dari lima homonim
kata kalang dalam kamus tersebut menurunkan frasa ini. Lantas apa makna kalang
di sini?
Saya menemukan beberapa sumber di internet yang menyebutkan bahwa kalang
kabut berasal dari bahasa Arab, kal-‘ankabut yang berarti ‘seperti
laba-laba’. Menurut pendapat ini, orang yang kebingungan diumpamakan seperti
laba-laba. Namun, saya sendiri belum menemukan sumber yang valid mengenai hal
ini.
Karena bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, saya mencoba
menelusuri frasa ini di kamus bahasa Melayu. Dalam Kamus Bahasa Melayu
Nusantara, kalang kabut dianggap sebagai varian Indonesia dari kelam
kabut. Bentuk kelam kabut sering digunakan di Malaysia dan Brunei
Darussalam. Dari sini, kita dapat menduga bahwa kalang kabut berasal
dari kelam kabut. Kelam kabut sendiri dalam KBBI dimaknai
(1) ‘gelap karena tersaput kabut’, (2) ‘tidak keruan; kacau balau; bingung;
kalang kabut’. Lalu, apa yang membuktikan bahwa kalang kabut berasal
dari kelam kabut dan bukan sebaliknya?
Saya mencoba menelusuri frasa kelam kabut di dalam situs
korpus bahasa Melayu klasik, Malay Corcondance Project. Hasilnya, ditemukan 188
hasil. Naskah yang paling tua yang memuat frasa ini adalah Hikayat Bayan
Budiman tahun 1370-an. Makna frasa tersebut dalam naskah ini masih bersifat
denotatif, yaitu berbunyi “Maka dengan seketika itu juga sekonyong-konyong
turunlah ribut taufan yang besar-besar tiadalah terhingga lagi serta
dengan kelam kabutnya dan guruh petirnya kilat
sabung-menyabung, tiadalah berketahuan lagi”.
Adapun penggunaan kelam
kabut yang maknanya sama dengan polisem kedua dalam KBBI terdapat
dalam Hikayat Hasanuddin tahun 1790-an. Bunyinya, “Ia ada
menengar khabar dari orang pegunungan, yang akan tempat pertapaannya itu ia
bakal ada yang menggantikan. Maka pada ketika itu pun gemparlah menjadi kelam kabut (orang
dalam negeri itu).”
Sementara itu, ketika mencari kalang kabut dalam korpus ini,
hasil yang muncul hanyalah dua teks, yaitu Syair Buah-Buahan dan Hikayat
Nakhoda Asik. Kedua naskah tersebut berasal dari Batavia sekitar tahun
1870.
Jika melihat bahwa penggunaan kelam kabut jauh lebih banyak
dan lebih dahulu dibandingkan kalang kabut, dapat diduga kuat bahwa kalang
kabut berasal dari kelam kabut. Boleh jadi terdapat pergeseran vokal
/ê/ menjadi /a/ serta velarisasi bunyi /m/ menjadi /ng/ akibat pertemuan dengan
konsonan /k/. Bentuk kalang kabut yang berasal dari Batavia ini kemudian
menjadi lebih populer pada masa kini seiring dengan besarnya pengaruh dialek
Jakarta terhadap bahasa Indonesia.
Penulis, alumnus FIB UI.
-----------------------------------------------------------------------
Komentar oleh Maghfirotul Umam:
Di jawa kalang artinya dikepung, selain kata kalang ada juga kata malang/palang yg artinya menghadang, mungkin dari kata alang/halang. Di bahasa indonesia juga ada kata kalangan biasanya untuk melingkari suatu kelompok semisal kalangan pejabat, kalangan masyarakat, kalangan guru.
Komentar oleh Rafif Aufa Nanda:
Comments
Post a Comment