Layung dan Lembayung
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar frasa lembayung senja
dalam puisi? Mungkin Anda membayangkan langit senja yang berwarna merah
bercampur jingga. Namun, tahukah Anda makna awal kata lembayung? Kata lembayung
sebenarnya adalah nama tumbuhan gendola atau yang memiliki nama Latin Basella rubra.
Tumbuhan ini memiliki batang berwarna ungu kemerah-merahan. Dengan demikian, tepatkah jika
lembayung diartikan ‘warna merah bercampur jingga’?
Kata lembayung seharusnya digunakan untuk
menggambarkan warna violet yang muncul pada waktu senja, sesuai dengan warna
batang tumbuhan gendola, bukan warna jingga. Pada awalnya Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga memaknai lembayung
sebagai ‘merah jingga’, tetapi kemudian KBBI Edisi Keempat merevisi
makna tersebut. Dalam KBBI Edisi Keempat, kata lembayung bermakna
‘warna merah bercampur ungu’ atau yang kita kenal dengan warna violet. Sebagai
informasi tambahan, dalam bahasa Melayu Malaysia terdapat istilah sinar
ultralembayung yang bermakna ‘sinar ultraviolet’.
Lalu, bagaimana mengungkapkan warna jingga yang
muncul pada waktu senja? Dalam KBBI terdapat kata yang mirip bentuknya, yaitu layung. Kata layung bermakna ‘kuning
kemerah-merahan di langit pada saat matahari akan terbenam’. Kata ini berasal
dari bahasa Sunda. Ia juga bersinonim dengan mambang kuning dalam bahasa
Indonesia dan sandikala dalam bahasa Jawa. Jadi, jika kita ingin
menyebut langit senja yang berwarna jingga, hendaknya kita gunakan kata layung,
sedangkan jika ingin menyebut langit senja yang berwarna violet, kita bisa
menggunakan lembayung.
Tumbuhan Gendola (Lembayung)
Sumber: indonetwork.co.id
Comments
Post a Comment